Advertisement

Seo Services

SALAH KAPRAH DALAM PENGGUNAAN ISTILAH DI PRAMUKA

Beberapa salah kaprah dalam penggunaan istilah di Pramuka :

1. PELATIH : Hanya karena membina dan melatih anggota pramuka di gugusdepan, langsung di sebut PELATIH. Padahal istilah PELATIH adalah sebutan utk orang dewasa dalam Gerakan Pramuka yang merupakan fungsionaris dari Pusdiklat Gerakan Pramuka yang memiliki tugas dan tanggungjawab menjadi pemateri/nara sumber dalam kegiatan kursus dan kepelatihan untuk orang dewasa maupun peserta didik. PELATIH melalui tahapan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar (KPD) maupun Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan (KPL).
2. PURNA, dalam Gerakan Pramuka tidak dikenal istilah Purna yang mengacu pada usainya seseorang dalam tingkatan kecakapan tertentu, seperti PURNA Laksana. Kalau sudah selesai menjadi peserta didik golongan Penegak. Ya selesai saja, tidak ada embel-embel PURNA-nya. Terlalu terbawa-bawa dengan istilah organisasi lain.
3. PRADANA, Pradana adalah pimpinan dalam Ambalan/Dewan Ambalan, Ambalan ada 2 Ambalan Putra dan Ambalan Putri, sebutan untuk Ketua dari Dewan Ambalan Putra sebutannya : PRADANA Putra sedangkan untuk Putri adalah PRADANA Putri, Bukan kemudian berubah menjadi PRADANA-PRADANI, sekalian aja istilahnya SULUNG-SULING, PRATAMA-PRATAMI, Ka.Racana-Ka Racani, Pembina-Pembini.

4. BANTARA : Bukanlah sebuah akronim dari BANTUAN TENAGA RAKYAT, BANTUAN SEMENTARA, BANTUAN TENTARA, BANTARA adalah sebuah istilah/mengandung pengertian yang berarti : Kader, Ajudan, Pengawas Pembangunan yang kuat, baik dan terampil serta Pancasilais. BANTARA berarti seorang calon pemimpin bangsa dan negara yang sedang dan masih belajar mengembangkan kemampuannya dalam memimpin.
5. LAKSANA mengandung pengertian Pemimpin muda yang sudah mengembang dan melaksanakan tugas membangun bangsa dan negara.
6. Yang disebut BAPAK KEPANDUAN/PANDU INDONESIA ; Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Beliau diangkat dan diakui oleh 3 Organisasi Federasi Kepanduan yang ada di Indonesia yaitu IPINDO, POPPINDO dan PKPI pada Mei 1960.
H. Agus Salim adalah tokoh yang berjasa mengganti istilah Padvinder dan Padvinderij menjadi Pandu dan Kepanduan pada kongres SIAP di Banjarnegara Banyumas Tahun 1928, tetapi tidak ada sumber resmi yg menyatakan karena hal tersebut kemudian beliau diangkat/dianggap menjadi Bapak Pandu.
Analoginya, jika seseorang menemukan dan mempopulerkan istilah SELINGKUH, apakah kemudian orang tersebut disebut BAPAK SELINGKUH? (hehehehe......)
7. Penggunaan motto IKHLAS BAKTI BINA DIRI BER-BUDI BAWA LAKSANA. Motto tersebut adalah motto pendidikan dan pengabdian utk pramuka dewasa, kebanyakan adik-adik latah ikut-ikutan menggunakannya tanpa mengerti arti dan maknanya di dalam frasa BER-BUDI ada tanda pemisah, karena BER disana adalah singkatan dari LUBER, MELUBER dan bukan sekedar BERBUDI.
Apalagi ya? sementara itu dulu, mari Kakak dan Adik semua, kita berpikir yang cerdas..... Salam....
Semoga bermanfaat

EDUKASI PRAMUKA
By. Haryanto
SALAH KAPRAH DALAM PENGGUNAAN ISTILAH DI PRAMUKA  SALAH KAPRAH DALAM PENGGUNAAN ISTILAH DI PRAMUKA Reviewed by WARTA PRAMUKA on 03.14 Rating: 5

Tidak ada komentar:

ads 728x90 B
Diberdayakan oleh Blogger.